Tiba di sekolah pertama kali ia duduk di depan kelas dan membaca Al-Qur’an sebagai pedomannya. Orang di sekelilingnya lantas simpati karena tak seorang pun yang membaca Al-Qur’an kecuali pemuda tersebut. Tetapi tak banyak juga mengejek dan mengoloknya. Meski begitu, ia tetap tenang saja dengan kesibukannya membaca Al-Qur’an. Benarlah kata guru SMP nya, ia rajin dan juga ulet membaca Al-Qur’an. Belum dua minggu, ia sudah dicintai para kaum hawa dan memiliki banyak penggemar. Teman-temannya tak menyangka, mengakui kehebatan pemuda tersebut.
Bila ada yang bertanya, siapa pemuda paling rajin dan ulet membaca Al-Qur’an di sekolah itu, pastilah semua orang tau bahwa yang akan disebutkan ialah pemuda yang mendapat gelar “The Man of Al-Qur’an”. Semula ia hanya dipanggil si culun, cupu, kurang gaul, dan lain-lainnya. Namun, lantaran sifat rajin dan uletnya dari hari ke hari semakin banyak juga yang menyukainya.
Kegembiraan dan kesedihan pada hidupnya, menciptakan bahwa kehidupan itu seperti air dan api yang kegembiraan dan kesedihan takkan bisa bersatu. Al-Qur’an dan hadits sebagai pedoman hidup, membuat seluruh jiwa yang sedih, yang gembira, yang berduka dan yang putus asa ada di dalamNya. Lantunan ayat dan arti dari ayat-ayat tersebut seakan yang membacanya bakalan terharu dan bersedih hati. Buku yang diciptakan Allah SWT. menggambar pola-pola hidup Rasulullah yang rumit, dan membayangkan bagaimana Rasulullah bisa melakukan semua itu untuk seluruh umat muslim di dunia. Rasulullah menjadikan dunia ini yang aman, tentram dan makmur.
Diam-diam banyak yang memperhatikan pemuda tersebut. Ia sering duduk melamun, sementara di tangannya yang bersih memegang riang Al-Qur’an. “Kelak, pemuda itu pasti akan menjadi orang yang baik dan sukses.” gumam suara orang yang memperhatikannya.
Ketika istirahat, orang-orang berhamburan keluar kelas menghabiskan waktunya di kantin. Lain halnya dengan pemuda tersebut, tidak seperti orang-orang yang keluar kelas menuju ke kantin tetapi pemuda itu berjalan menuju masjid untuk melakukan sholat sunnah pagi.
Terdengar pemuda tersebut berkata “Hidup di dunia itu sementara, wajar saja bila mereka mengejar hidup di dunia di bandingkan dengan di akhirat. Tetapi jika kita hanya mementingkan dunia saja, bagaimana jika kita nanti ditanyakan di akhirat?”
“Mengapa dirimu mengatakan begitu wahai pemuda yang tidak gaul?” jawab orang yang mendengar.
”Karena sudah dijelaskan di Al-Qur’an dalam surah Al-Ankabut ayat 64, yang artinya Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.”
“Wahai pemuda, bagaimana mungkin di sekolah ini ada pemuda seperti dirimu. Sedang, sekolah ini penuh dengan kemaksiatan. Aku sangat tidak menyangka akan kehadirannmu”
Lantas orang yang mendengar itu ingin kembali menuju jalan yang benar. Sudah lama tidak ada orang seperti pemuda tersebut di sekolah itu. Hampir dua puluh tahun perjalanan sekolah itu tanpa satu pun pemuda yang taat kepada Allah SWT. Kini dengan berdirinya pemuda tersebut di sekolah, maka akan menampakan perbedaan yang begitu tak lazim di dengar oleh orang-orang di sekolah itu.
Pagi itu pemuda tersebut sedang duduk di depan sekolah, melihat cahaya mentari pagi dengan indahnya memunculkan diri dari arah timur. Ia tersenyum, bukan melihat cahaya yang terpancar dari sela-sela awan itu. Melainkan menatap ribuan orang-orang kaya yang memegang handphone. Orang-orang itu diperdaya oleh kehidupan dunia dan tak mementingkan kehidupan yang selanjutnya. Pemuda tersebut pergi lantaran godaan yang menginginkannya bergaul dengan mereka.
Ketika masih dalam asuhan ibunya, pemuda tersebut tidak diajarkan membuang-buang waktu untuk melakukan hal yang tidak terlalu penting. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Al-Qur’an surah Al-Hasyir ayat ke 18 yang artinya “wahai orang-orang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan” pemuda tersebut sangat ulet mengerjakan kebaikan. Ia mau melakukan apa saja demi kebaikan. Kebaikan menolong orang lain, kebaikan dalam bersedekah, kebaikan mendoakan orang tuanya.
Ibunda pemuda tersebut sudah lama meninggal akibat serangan jantung dan sudah lima tahun lamanya ia ditinggal ibunda tercinta, sedangkan ayahnya bekerja sebagai TKI di Arab Saudi. Ketika itu pemuda tersebut sedang berusia 11 tahun, tubuh ibunda sudah mulai membeku di atas ranjang. Ayahnya hanya bisa mengirim uang karena tidak bisa meninggalkan perkejaannya di sana. Satu tahun berlalu, penyakit yang di derita ibunda tak kunjung berubah. Keadaan ibunda semakin menyedihkan, tubuhnya mendadak kejang-kejang, sekarat. Pemuda tersebut panik. Malam itu ia membawa sang ibunda ke rumah sakit, sayang sekali tidak berselang lama ibunda meninggalkan pemuda tersebut selama-lamanya. Namun, semua itu hanyalah tinggal kenangan. Kini ia hanya dapat mendoakan ibunda tercinta, dalam doanya yaitu “Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orangtuaku (Ibu dan Bapakku), sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil”
Sekarang pemuda tersebut hidup menyendiri di rumahnya, ia di kenal baik hati. Membuat setiap orang yang dijumpainya tersenyum dengan senang hati. Keramahan pada mimik mukanya bersinar, kesopanan pada putih kulit seputih awan-awan di langit, dan lesung pipinya yang berkali membuat wanita mabuk.
Di sekolah tak ada organisasi yang berhubungan dengan agama islam, pemuda tersebut mengawali sejarah terbentuknya ROHIS di sekolah itu. Para peminat antar kelas sangat sedikit bahkan yang ikut hanya 12 orang. Tetapi semua itu tak mematahkan pemuda tersebut untuk melakukan dakwah kepada orang lain di sekolahnya. Ia berjuang selama berhari-hari untuk mengajak orang lain menuju kehidupan baru yaitu mengajaknya di jalan Allah SWT. hari demi hari pemuda tersebut lewati, dengan penuh keyakinan akhirnya membuahkan hasil. Walau hasilnya sedikit, ia bangga akan hal tersebut.
Begitulah pemuda tersebut, memulai sejarah membentuk organisasi ROHIS dari beberapa orang, dan membangunnya secara perlahan-lahan, dengan keahlian yang tidak diragukan. Ya, dialah pemuda dengan aroma keislaman yang berpadu keindahan Al-Qur’an. Dialah pemuda dengan masa depan gemilang, dari kegigihan dan keuletan. Dialah yang sejak lahir di didik untuk mentaati ajaran Islam yang kelak menyandang keahlian dalam mengajar kebaikan.
Begitu pentingnya dia. Tanpa campur tangannya, Rohis terasa sepi. Sesepi tempat pemakaman umum karena tak ada yang mengajarkan kebaikan kepada mereka. Sejak pertama sampai saat ini, ia tidak pernah telat untuk membantu orang lain yang hendak belajar kejalan yang benar, tak peduli dari ras atau orang terpandang yang ia ajarkan. Pemuda tersebut tak pilih kasih, meski ia hanya seorang pemuda biasa. Di usia remaja, ia masih tangguh mempelajari lebih dalam tentang islam walau banyak yang menggunjingnya. Karena ia pernah di beritahu oleh guru ngajinya di rumah bahwa dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat ke 12 yang menjelaskan tentang menggunjing orang lain yang artinya “Hai orang-orang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari keasalan orang lain, dan janganlah di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima taubat, Maha Penyayang” Ia tetap menjalankannya dengan sabar dan tenang.
“Mengapa kamu diam saja walau kamu di gunjing oleh mereka” tanya seorang sahabat.
“Salah satu bentuk kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia adalah gemar mengejek orang lain atau dalam islam disebut dengan ghibah. Lalu, bagaimana mungkin kita sebagai umat muslim yang taat kepada Allah akan membalasnya dengan mengejeknya kembali?”
Sejenak sahabat diam karena mendengar perkataan pemuda tersebut. Perkataan pemuda tersebut memanglah selalu benar. Pemuda tersebut bagaikan malaikat yang di kirim oleh Allah untuk mengajarkan kebaikan disekolah itu. Pemuda tersebut banyak dicintai oleh para kaum hawa, lelaki mana yang tak ingin banyak dicintai wanita? Dan kini, sekali saja ia goyah, maka kejelekannya akan membuat kebaikan sebelumnya akan sirna bagai air susu yang diteteskan tinta. Pemuda itu tetap akan pada pendiriannya dengan mempunyai kesibukan membaca Al-Qur’an, mendirikan sholat wajib maupun melakukan sunnah-sunnah Rasulullah, dan mengajak orang lain ke jalan yang benar. Ia akan jadi murid terbaik di sekolah tempat ia menimba ilmu.
Awalnya derajat pemuda itu seumpama bunga yang belum mekar, burung baru menetas dan katak masih jadi kecebong, tak ada yang bisa diandalkan. Tetapi tidak patut rasanya apabila memandangnya dengan sebelah mata. Maka, selalu berpikirlah positif dengan orang lain agar di masa depan tak ada yang kaget terhadap orang yang dulunya tak menampakan keahliannya lalu masa depannya sukses.
Barangkali, di balik semua kisah itu ada hikmahnya juga. Kini, pemuda tersebut kerap disebut sebagai orang paling sukses dalam menjalankan perintah Allah. Ia dapat menghafal 30 juz bahkan hadits. Meski hidup ia sudah menyenangkan, bila lagi sedih pemuda tersebut suka datang ke pengajian. Allah memang bisa menjadi hiburan menyenangkan buat orang yang lagi kesusahan. Ia akan menghilangkan semua kesedihan sepanjang ceramah.
Memang, pemuda tersebut tak pernah menampakan mimik muka yang sedih, yang duka, dan yang putus asa. Wajahnya akan menampakan keindahan dengan ditemani senyuman nan manis dipandang. Masih segar dalam ingatan masyarakat, ketika ditanyakan nama pemuda tersebut. Tidak banyak orang yang tidak mengetahuinya. Pemuda tersebut mengakui dirinya bukan siapa-siapa, ia hanya manusia biasa yang tak sempurna. Ibarat pohon kelapa, walaupun dikatakan pohon seribu manfaat tetapi masih saja ada kekurangannya.
“Jika dewasa nanti pemuda tersebut bakalan sukses dan dihargai banyak orang.” Kata kepala sekolah di sekolahnya. Dan tak lama berselang, kabar ini berdengung juga di telinga pemuda tersebut
“Dia laki-laki yang taat, jujur, dan bertanggung jawab. Tolong jodohkan aku padanya” jawab anak dari salah satu guru.
“Baiklah, akan kucoba menjodohkanmu dengannya. ”
“Tapi, apa aku pantas kalau aku berjodoh dengannya. Sebab aku baru saja menutup aurat berkat dirinya.”
“Jatuh martabat kita bilamana pemuda tersebut menolak menjadi jodohmu.”
Anak kepala sekolah memang terkenal sangat cantik nan rupawan, lelaki yang memandangnya seakan melayang-layang di udara layaknya burung-burung yang menari di langit biru. Tak lama dari dari pembicaraan itu, lelaki tersebut dipanggil oleh kepala sekolah ingin memastikan pemuda tersebut apakah mau menjadi suami masa depan anaknya. Di panggilah pemuda tersebut beserta anak dari kepala sekolah, karena mereka akan secara langsung di jodohkan dalam ruangan itu. Kepala sekolah bersemangat karena ia yakin bahwa anaknya akan diterima oleh pemuda tersebut.
“Ada apa ibu memanggil saya?” dengan lembut pemuda tersebut berkata.
“Jadi begini murid kesayangan semua guru, kamu di panggil kemari karena ada yang ingin ibu sampaikan” jawab kepala sekolah
“Apakah yang ingin ibu sampaikan?”
“Ibu menginginkan kalian berdua sekarang pacaran. Karena ibu yakin masa depan anak ibu pasti akan menyenangkan bila bersamamu. Apakah kamu mau menjadi pacar bersama anak ibu?”
“Maaf beribu maaf ibu kepala sekolah. Aku di sekolahkan disini bukan untuk menjadi ajang pencari jodoh, tetapi aku kesini untuk menambah ilmu yang belum kupelajari. Tapi ibu jangan takut, karena jodoh sudah ditentukan oleh Allah SWT. dalam firmannya yang artinya Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga). Al-Qur’an surah An-Nur ayat 26” jawab panjang pemuda tersebut.
Dengar jawaban pemuda tersebut. Kepala sekolah yang tadinya bersemangat akan hal anaknya bakalan menjadi pacar pemuda tersebut, kini menjadi muram akibat malu yang di terimanya. Dua hari setelah kejadian itu, ibu kepala sekolah dan anaknya tak pernah di jumpai oleh pemuda tersebut. Dan sekarang, sekolah tersebut membuat organisasi baru. Yaitu cabang dari organisasi Rohis yang disebut “JOFISA” atau jomblo fii sabilillah. Dengan adanya organisasi tersebut maka begitu banyak perubahan di sekolah itu, tidak adanya pacaran, antara akhwat dan ikhwan menjaga jarak, dan berkurangnya tingkat kemaksiatan.
Tak terasa pemuda tersebut sudah tiga tahun lamanya sekolah di sekolah menengah atas. Ujian Nasional tiba dan akhirnya ia lulus, Ia berharap dapat lebih mengubah sekolah itu menuju ke jalan yang benar. Kini pemuda tersebut harus meninggalkan sekolah itu dan sudah berada di perkuliahan ternama di Kairo, Mesir. Pemuda tersebut berkuliah disana secara gratis karena kecerdasan dan ketekunannya dalam belajar, mungkin ia takkan kembali, sebab ia akan menghabiskan waktunya disana. Orang-orang di sekolah akan kehilangan pemuda harapan islam di sekolah itu. Kepala sekolah beserta guru dan juga murid-murid sekolah itu dapat membayangkan betapa terpiuhnya perasaan mereka setelah kehilangan pemuda tersebut.
Nama pemuda tersebut ialah Muhammad dan akan selalu di kenang oleh sekolah, dengan berbagai julukan. Yaitu The Man of Al-Qur’an, Muhammad Masa Kini dan Pemuda Harapan Islam. Berkat pemuda tersebut sekolah itu mengubah visi dan misi nya menjadi “Berprestasi Unggul, Agamis dan Berwawasan Global”. Dan semua itu karena pemuda yang pernah hadir di sekolah itu. Sekarang sekolah itu mengadakan berbagai macam perlombaan islam dan tentunya masjid diperbaiki kembali.